Rabu, 04 Februari 2009

Hasil RISKESDAS 2007




Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Kaltim
Ditulis Oleh admin
Minggu, 25 Januari 2009

Dalam rangka visi Departemen Kesehatan “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” dan misi “Membuat Rakyat Sehat”, salah satu dari empat strategi yang ditempuh Departemen Kesehatan adalah “meningkatkan sistim surveilans, monitoring dan sistim kesehatan”. Salah satu sasarannya adalah “berfungsinya sistim informasi kesehatan yang berbasis bukti (evidence based) di seluruh Indonesia”. Untuk mencapai hal itu telah dilakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang berskala nasional yang mampu menggambarkan sebagian indikator kesehatan sampai tingkat kabupaten/kota.

Tujuan Riskesdas ini adalah untuk mengetahui data dasar kesehatan agar dapat digunakan untuk keperluan perencanaan di Indonesia.

Disain penelitian adalah survei potong lintang (cross-sectional), non-intervensi/observasi. Lokasi penelitian di Provinsi Kalimantan Timur adalah 13 kabupaten/kota, 474 BS dan 7.584 RT. Populasi penelitian adalah seluruh RT terpilih di seluruh BS terpilih. Rancangan sampel diintegrasikan dengan Susenas 2007 Badan Pusat Statistik (BPS), di mana BS Susenas Kor yang dipilih BPS seluruhnya menjadi BS Riskesdas. Seluruh ART otomatis menjadi unit observasi untuk RT yang bersangkutan. Penelitian dilakukan selama dua tahun (2007-2008) yang meliputi pengumpulan data, analisis dan pembuatan laporan akhir, oleh tim yang terorganisir mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota.

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, pengukuran anthropometri dan pemeriksaan spesimen. Spesimen meliputi: garam dapur, darah dan urin. Garam diambil dengan dua cara pemilihan, di mana garam untuk pemeriksaan kualitatif diambil dari seluruh RT terpilih, sedangkan garam untuk pemeriksaan kuantitatif hanya dari 2 RT di setiap BS di antara 10 % BS terpilih. Urin hanya diambil dari anak umur sekolah (6-12 tahun) dari setiap BS di antara 15 % BS terpilih. Untuk Provinsi Kalimantan Timur, hanya Kota Tarakan yang terpilih untuk spesimen garam pemeriksaan kuantitaf dan urin.

Darah hanya diambil dari ART umur > 1 tahun di seluruh BS di antara 15 % BS terpilih di daerah perkotaan. Terhadap garam dan urin diperiksa kadar Jodium, sedangkan terhadap darah diperiksa berbagai jenis penyakit menular, penyakit tidak menular, kelainan gizi dan penyakit kelainan bawaan.

Dari hasil Riskedas di Provinsi Kalimantan Timur ini, dapat disimpulkan bahwa: di Provinsi Kalimantan Timur ditemukan 18,5 % anak balita bergizi kurang dan buruk, 35,2 % berukuran tinggi badan pendek dan sangat pendek dan 15,9 % kurus dan sangat kurus.

Pada orang dewasa (> 15 tahun), status gizi menurut Indeks Masa Tubuh menunjukkan bahwa prevalensi obesitas umum adalah 18,5 %, di mana prevalensi pada perempuan jauh lebih tinggi daripada laki-laki, dan obesitas sentral 20,1 % dengan prevalensi pada perempuan juga jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Terdapat 17 % wanita usia subur berisiko kurang energi kronis. Rata-rata energi yang dikonsumsi adalah 1362,7 kilokalori dan protein 55,6 gram. Prevalensi rumah tangga dengan konsumsi energi di bawah rerata nasional adalah 78,4 % dan protein 59,1 %. Garam yang dikonsumsi masih kekurangan kandungan Iodium pada 13,2 % rumah tangga dan tidak mengandung Iodium pada 3,2 %. Besarnya prevalensi anemia di perkotaan adalah 18,86 % dan berada di atas angka rata-rata nasional (14,70 %). Besarnya cakupan imunisasi dasar adalah 93,5 % BCG; 81,2 % Polio-3; 80 % DPT-3; 76,8 % HB-3 dan 91,9 % campak. Cakupan pemberian vaksin lengkap anak umur 12-23 bulan adalah 60,3 %. Penimbangan anak Balita > 4 kali dalam enam bulan sebelum wawancara hanya terjadi pada 50,2 % saja dan bahkan 22,4 % tidak pernah ditimbang. Posyandu merupakan unit yang terbanyak (77 %) yang dipilih.sebagai tempat penimbangan. Besarnya cakupan pemberian kapsul vitamin A bagi anak umur 6-59 bulan adalah 75 %. Berat badan anak waktu lahir adalah normal pada 85,9 % dan cakupan pemeriksaan kehamilan adalah 92,7 %. Di antara 8 jenis pelayananpada ibu dan bayi, pelayanan yang tertinggi adalah pemeriksaan tekanan darah dan terendah pemeriksaan hemoglobin. Besarnya prevalensi malaria adalah 1,7 %, filariasis 0,4 ‰, DBD 0,5 %, ISPA 29,7 %, pneumonia 1,4 %, tuberkulosis 3 %, campak 0,8 %, tifoid 1,8 %, hepatitis 0,23 % dan diare 4,46 %. Besarnya prevalensi penyakit tidak menular adalah gangguan sendi 23,7 %, hipertensi 9 %, stroke 0,7 %, asma 3,1 %, jantung 3,5 %, diabetes 1,3 % dan tumor 0,4 %. Penyakit keturunan yang ditemukan adalah gangguan jiwa 0,1 %, buta warna 0,2 %, glaukoma 0,1 %, sumbing 0,1%, dermatitis 6,3 %, rhinitis 2,7%, thalasemia 0,03 % dan hemofilia 0,2 %. Ditemukan 6,9 % penduduk yang mengalami gangguan mental emosional. Besarnya prevalensi “low vision” adalah 3,2 %, kebutaan 0,3 % dan katarak 13,7 %. Sebanyak 49,8 % penduduk menerima perawatan gigi dan 20,.9 % mengalami masalah gigi/mulut. Ketidakmampuan penduduk yang diukur dalam berbagai indikator, secara keseluruhan ditemukan pada <5> 100 liter. Untuk mencapai sumber air hanya dibutuhkan waktu <> 200 meter dari pemukiman.

Hasil Riskesdas 2007 Kaltim selengkapnya

Hasil Riskesdas 2007 Nasional selengkapnya

(husairi)

dikutip dari http:\\dinkeskaltim.com